PERBEDAAN STATUS GIZI BALITA (UMUR 1-2 TAHUN) DARI ORANG TUA YANG MENDAPAT DAN YANG TIDAK MENDAPAT PENYULUHAN KESEHATAN OLEH KADER
DI POSYANDU
ABSTRACT
The Different of Nutrient Status Between Parents Of 1-2 Years Old Babies Who Received Health Enligthtenment From Kader of Posyandu (Integrated Health Center) And The One Who Didn`t.
Deficient nutrient status of under five years old babies may be affected by low knowledge of the parents, especially the knowledge on their “babies parents” knowledge can be obtained from programs of posyandu, for posyandu serves as communal activities. The role of posyandu staff in providing enligthtnment to parents and peoples in deeply required. Hence staffs are motor of the posyandu it self. This study is intended to find out whether there is difference of 1-2 years old babies nutrient status from the parents who received health enlightenment from staffs and the ones who didn’t. The method of the study applied correlation design with Cross Sectional approach. The sample was selected with Purposive Sampling, namely 70 respondents of babies’ mothers. Independent variable measured is health enlightenment and dependent variable is nutrient status of the babies’. Data analysis applied Fisher Exact. The result of the study indicated that the score of Asym-sig calculation (0,324) is bigger than 0,05. The conclusion stated that there is no difference of nutrient status of 1-2 years old babies from the parents received health enlightenment and the ones who didn’t. Nutrient status is a multi-factor condition, where the factor of knowledge, awareness and willingness as target component of health enlightenment is not the only factor influencing nutrient status. Based on the result of the study, the health service is expected to be carried out more comprehensively with the control on nutrient status.
Keywords: Nutrient Status, Under Five Years Old Baby, Kader, Health Enlightenment
Status gizi balita yang kurang baik dapat dipengaruhi oleh karena pengetahuan orang tua yang masih rendah, khususnya pengetahuan tentang gizi balitanya. Untuk mengatasi hal tersebut orang tua harus mempunyai pengetahuan yang cukup. Pengetahuan orang tua dapat diperoleh melalui kegiatan posyandu, karena posyandu merupakan salah satu kegiatan masyarakat. Peran kader posyandu dalam memberikan penyuluhan kepada para orang tua dan masyarakat sangat diperlukan, karena kader adalah motor dari posyandu itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan status gizi balita (1-2 Tahun) dari orang tua yang mendapat dan tidak mendapat penyuluhan kesehatan oleh kader. Metode penelitian menggunakan desain korelasional dengan pendekatan “Cross Sectional“. Sampel dipilih dengan cara Purposive Sampling sebanyak 70 responden orang tua (ibu) balita. Variabel independen yang diukur yaitu penyuluhan kesehatan dan variabel dependen yaitu status gizi pada balita. Analisis data menggunakan Fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan nilai Asym-sig (0.324) hitung lebih besar dari 0,05. Kesimpulan dari peneltiian ini bahwa bahwa tidak ada perbedaan status gizi balita (umur 1 – 2 tahun) dari orang tua yang mendapat dan tidak mendapat penyuluhan kesehatan oleh kader. Status gizi merupakan suatu kondisi yang multifaktorial, dimana faktor pengetahuan, kesadaran dan kemauan yang merupakan komponen tujuan dari penyuluhan kesehatan bukanlah satu-satunya faktor yang memberikan pengaruh kepada status gizi. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan layanan kesehatan bisa melaksanakan kegiatan yang lebih komprehensif dalam pemantauan status gizi.
Kata kunci: Status Gizi, Balita, Kader, Penyuluhan Kesehatan
by Arvien F,(http://arvienfarrel.blogspot.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar