Sabtu, 15 Mei 2010

PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ASKEB NEO,BAYI DAN BALITA dengan tema masalah “Penyakit yang menyartai kehamilan” dengan dosen pembimbing Ida Sunarsih, Amd.Keb
Tidak lupa kami juga berterima kasih kepada
1. Teman-teman seperjuangan yang turut membantu dalam menyelesaikan tugas ini
2. Serta dosen pembimbing ASKEB NEO,BAYI DAN BALITA dengan tema masalah “Penyakit yang menyartai kehamilan” dengan dosen pembimbing Ida Sunarsih ,Amd.Keb
Kami menyadari bahwa banyak penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangan, maka kami membutuhkan kritik saran , demi terselesaikan makalah selanjutnya yang lebih sempurna.

Wasalamualaikum wr.wb
Pare, 2009

Penyaji












DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
Kehamilan Dengan Penyakit Jantung 2
Anemia dalam kehamilan 7
Hipertensi (tekanan darah tinggi) 9
Penyakit Paru 9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Terdapat beberapa kelainan dan penyakit yang dapat menyertai kehamilan dan persalinan. Dengan makin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, kelainan dan penyakit-penyakit yang dapat menyertai kehamilan bisa semakin berkurang. Diantara penyakit-penyakit itu perlu diketahui oleh bidan dalam menjalankan tugasnya ditengah man\syarakat. Penyakit-penyakit tersebut diantaranya: jantung, hipertensi, endokrin, paru-paru dan penyakit darah. Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem cardiovascular, perubahannya diantaranya hipervelomia. Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita hipertensi sebelum hamil, disebut juga sebagai pre eklamsi tidak murni

1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh penyakit Jantung dalam Kehamilan?
2. Bagaimana pengaruh penyakit Hipertensi dalam Kehamilan?
3. Bagaimana pengaruh penyakit Paru-paru dalam Kehamilan?
4. Bagaimana pengaruh penyakit Darah dalam Kehamilan?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh penyakit Jantung dalam kehamilan.
2. Untuk mengetahui pengaruh penyakit Hipertensi dalam kehamilan.
3. Untuk mengetahui pengaruh penyakit Paru-paru dalam kehamilan.
4. Untuk mengetahui pengaruh penyakit Darah dalam kehamilan.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kehamilan Dengan Penyakit Jantung
Pada kehamilan dengan jantung normal, wanita dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan – perubahan secara fisiologis. Perubahan tersebut disebabkan oleh :
1. Hipervolemi : dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai puncaknya pada 28-32 minggu lalu menetap.
2. Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh karena pembesaran rahim
Dalam kehamilan :
Denyut jantung dan nadi : meningkat
Pukulan jantung : meningkat
Volume darah : meningkat
Tekanan darah : menurun sedikit
Maka dapat dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung bahkan dapat menyebabkan payah jantung ( dekompensasi kordis ). Frekuensi penyakit jantung dalam kehamilan berkisar antara 1-4 %.
• Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung
Saat yang berbahaya bagi penderita jantung adalah :
Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darah mencapai puncaknya ( hipervolumia ).
Pada kala II dimana wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan dan memerlukan kerja jantung yang berat.
Pada pasca persalinan dimana darah dari ruang intervilus plasenta yang sudah lahir, sekarang masuk kedalam sirkulasi darah ibu.
Pada masa nifas karena ada kemungkinan infeksi
• Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan
Dapat terjadi abortus
Prematuritas : lahir tidak cukup bulan
Dismaturitas : lahir cukup bulan namun dengan berat badan lahir rendah
Kematian janin dalam rahim ( KJDR )
Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan :
Kelas I :
 Tanpa pembatasan kegiatan fisik
 Tanpa gejala pada kegiatan biasa
Kelas II :
 Sedikit dibatasi kegiatan fisiknya
 Waktu istirahat tidak ada keluhan
 Kegiatan fisik biasa menimbulkan gejala insufisiensi jantung
 Gejalanya adalah lelah, palpitasi, sesak nafas dan nyeri dada
Kelas III :
 Kegiatan fisik sangat dibatasi
 Waktu istirahat tidak ada keluhan
 Sedikit kegiatan fisik menimbulkan keluhan insufisiensi jantung
Kelas IV :
 Waktu istirahat dapat timbul keluhan insufisiensi jantung, apalagi kerja fisik yang tidak berat.
Kira-kira 80 % penderita adalah kelas I dan II serta kehamilan dapat meningkatkan kelas tersebut menjadi II, III atau IV. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi adalah umur, anemia, adanya aritmia jantung dan hipertropi ventrikuler, dan pernah sakit jantung.
Diagnosis
1) Anamnesis :
Pernah sakit jantung dan berobat pada dokter untuk penyakitnya
Pernah demam rematik
2) Pemeriksaan : auskultasi/palpasi
Empat kriterai ( Burwell & Metcalfe )
Adanya bising diastolik, presistolik, atau bising terus – menerus
Pembesaran jantung yang jelas
Adanya bising jantung yang nyaring disertai thrill
Aritmia yang berat
3) Pemeriksaan elektrokardiogram ( EKG )
Jika wanita hamil disangka menderita penyakit jantung,yang paling baik adalah dikonsultasikan kepada ahlinya.
Keluhan dan gejala : mudah lelah, dispnea, palipitasi kordis, nadi tidak teratur, edema/pulmonal dan sianosis. Hal ini dapat dikenal dengan mudah.
Penanganan
1. Dalam Kehamilan
 Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan antenatal yang teratur sesuai dengan jadwal yang ditentukan mepupakan hal yang penting.
 Kerja sama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog, untuk penyakit jantung, harus dibina sedini mungkin.
 Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan. Jika terdapat anemia harus diobati.
 Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja jantung, hal ini harus diobati.
 Bila terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak nafas, infeksi saluran pernafasan dan sianosis, penderita harus dirawat dirumah sakit untuk pengawasan dan pengobatan yang lebih intensif.
 Skema kunjungan antenatal : Setiap 2 minggu menjelang kehamilan 28 minggu dan 1 kali seminggu setelahnya.
 Wanita hamil dengan penyakit jantung harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan jumlah cairan.
 Sebaiknya penderita dirawat 1-2 minggu sebelum taksiran persalinan.
 Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit:
 Kelas I : Tidak memerlukan pengobatan tambahan
 Kelas II : Biasanya tidak memrlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28-36 minggu
 Kelas III : Memerlukan digitalisasi atau obat lain. Sebaiknya ditawat di rumah sakit sejak kehamilan 28-30 minggu
 Kelas IV : Harus dirawat dirumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerja sama dengan kardiologi

2. Dalam Persalinan
Penderita kelas I dan II biasanya dapat meneruskan kehamilan dan persalinan per vagina, namun dengan pengawasan yang baik serta bekerja sama dengan ahli penyakit dalam.
 Membuat daftar his : daftar nadi, pernafasan, tekanan darah yang diawasi dan dicatat setiap 15 menit dalam kala I dan setiap 10 menit dalam kala II. Bila ada tanda – tanda payah jantung ( dekompensasi kordis ) diobati dengan digitalis. Memberikan sedilanid dosis awal 0,8 mg dan ditambahkan sampai dosis 1,2-1,6 mg intravena secara perlahan – lahan. Jika perlu suntikan dapat diulang 1-2 kali dalam 2 jam. Di kamar bersalin harus tersedi tabung berisi oksigen, morfin, dan suntikan diuretikum.
 Kala II yaitu kala yang kritis bagi penderita. Bila timbul tanda – tanda payah jantung, persalinan dapat ditunggu, diawasi, dan ditolong secara spontan.Dalam 20 – 30 menit, bila janin belum lahir, kala II segera diperpendek dengan ekstrasi vakum atau forceps. Kalau dijumpai disproporsi sefafopelvik, maka dilakukan sasio sesarea dengan lokal anastesi/lumbal/kaudal di bawah pengawasan beberapa ahli multidisiplin.
 Untuk menghilangkan rasa sakit boleh diberikan obat analgesik seperti petidin dan lain – lain. Jangan diberikan barbiturat ( luminal ) atau morfin bila ditaksir bayi akan lahir dalam beberapa jam.
 Kala II biasanya berjalan seperti biasa, pemberian ergometrin dengan hati – hati, biasanya sintometrin intramuskuler adalah aman.

3. Dalam pasca persalinan dan nifas
 Setelah bayi lahir, penderita dapat tiba – tiba jatuh kolaps, yang disebabkan darah tiba – tiba membanjir tubuh ibu sehingga kerja jantung menjadi sangat bertambah. Hal ini harus diawasi dan dipahami oleh penolong. Selain itu perdarahan merupakan komplikasi yang cukup berbahaya.
 Karena itu penderita harus tetap diawasi dan dirawat sekutang – kurangnya 2 minggu setelah bersalin

4. Penanganan secara umum
 Penderita kelas III dan IV tidak boleh hamil karena kehamilan sangat membahayakan jiwanya
 Bila hamil, sedini mungkin abortus buatan medikalis hendaknya dipertimbangkan untuk dikerjakan
 Pada kasus tertentu sangat dianjurkan untuk tidak hamil lagi dengan melakukan tubektomi, setelah penderita afebris, tidak anemis, dan sedikit keluhan
 Bila tidak mau sterilisasi, dianjurkan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi yang baik adalah IUD ( AKDR )

5. Masa laktasi
 Laktasi diperbolehkan pada wanita dengan penyakit jantung kelas I dan II, yang sanggup melakukan kerja fisik
 Laktasi dilarang pada wanita dengan penyakit jantung kelas III dan IV

2.2. Anemia dalam kehamilan
Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal Hemoglobin 12 – 15 % dan mehatokrit 35 – 54 %. Angka tersebut juga berlaku untuk wanita hamil. Penyebab anemia umunya dikarenakan :
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diet
3. Malabsorbsi
4. Kehilangan banyak darah (persalinan yang lalu, haid, dll)
5. Penyakit kronik, TBC, Paru, Cacing usus, Malaria
Pengaruh anemia terhadap keamilan, persalinan, nifas.
1. Keguguran
2. Partus prematurus
3. Inersia uteri dan partus lama
4. Atonio uteri
5. Syok
6. Infeksi intrapartum
Pengaruh anemia terhadap hasil konsepsi
Hasil konsepsi membutuhkan zat besi dalam jumlah besar untuk pembuatan butir-butir darah merah dan pertumbuhannya, jadi bila terjadi anemia, pengaruhnya terhadap hasil konsepsi adalah :
1. Kematian mudigah (keguguran)
2. Kematian janin waktu lair (Stillbirth)
3. Kematian perinatal tinggi
4. Prematuritas
Klasifikasi anemia dalam kehamilan
a. Anemia defisiensi besi
Anemia ini terjadi sekitar 62,3%. Anemia jenis ini biasanya berbentuk normositik dan hipokromik
b. Anemia megaloblastik
Biasanya berbentuk makrositik atau penisiosa. Penyebabnya karena kekurangan asam folik, tetapi biasanya disebabkan karena malnutrisi dan infeksi kronik
c. Anemia hipoplasi
Anemia hipoplasi disebabkan hipo fungsi sumsum tulang, pembentukan sel darah merah baru.
d. Anemia hemolitik
Disebabkan penghancuran / pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya, gejaa utaanya adalah anemia dengan kelainan gambaran darah, kelelahan dam kelemahan
2.3. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Yang dimaksud dengan hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensi yang telah ada sebelum kehamilan. Penyebab utamanya adalah hipertensi esensial dan penyakit ginjal.
a. Hipertensi Esensial
Ini disebabkan faktor herediter / lingkungan dan faktor emosi yang labil. Dalam waktu panjang Hipertensi Esensial memberikan gejala pada organ vital seperti jantung, kelainan ginjal atau terjadi serangan perdarahan mendadak.
Sikap bidan untuk menghadapi Hipertensi esensial adalah apabila dijumpai Px dengan tekanan darah sekitar 140/90 mmHg sudah harus mendapat perhatian bidan, untuk menanggulanginya. Apabila dalam tenggang waktu 6 jam tekanan darah masih tetap, sebaiknya ibu hamil dikonsultasikan kepada dokter puskesmas atau tempat lain, karena dimungkinkan hipertensi esensial dapat menjadi preeklamsi.
b. Hipertensi pada penyakit ginjal
Penyakit ginjal dapat meningkatkan tekanan darah dengan gejala adalah suhu badan meningkat dan gangguan miksi. Bidan menangani pasien sebaiknya dengan konsultasi dengan dokter dengan tempat dan kelengkapan yang cukup.

2.4. Penyakit Paru
Pada persalinan kala II diafragma dan paru dapat membantu mempercepat persalinan dengan jalan mengejan dan menahan nafas. Beberapa penyakit paru yang penting antara lain:
a. Tuberculosis Paru
Penyakit TBC masih banyak dijumpai sekitar ½ % dampai 1 % wanita hamil. Penyakit yang aktif ini memerlukan pengobatan yang tepat dan pengawasan yang lebih efektif.
b. Penyakit Asma
Penyakit asma pada kehamilan kadang bertambah berat / malah berkurang. Dalam batas wajar penyakit asma tidak banyak pengaruhnya terhadap kehamilan. Penyakit asma berat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim melalui gangguan pertukaran O2 dan CO2
c. Penyakit Pneumonia
Penyakit radang paru dapat terjadi saat hamil, persalinan atau kala nifas. Pneumonia kehamilan memberikan gejala panas badan tinggi, gangguan pernafasan mengganggu pertukaran O2 dan CO2 sehingga menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat sampai terjadi keguguran dan persalinan prematur.
d. Bronkitis
Bronchitis pada kehamilan dijumpai ringan sehingga tidak membahayakan jiwa ibu maupun janin. Dengan pengobatan biasa menyebabkan sebagian besar sembuh.



















BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan :
a. Dapat terjadi abortus
b. Prematuritas : lahir tidak cukup bulan
c. Dismaturitas : lahir cukup bulan namun dengan berat badan lahir rendah
d. Lahir dengan apgar rendah / lahir mati
e. Kematian janin dalam rahim (KJOP)
2. Penyebab utama hipertensi dalam kehamilan
a. Hipertensi esensial
b. Penyakit ginjal
3. Kemungkinan diabetes dalam kehamilan lebih besar bila;
a. Umur sudah mulai tua
b. Multiparitas
c. Gemuk
d. Ada anggota keluarga sakit diabetes
e. Anak lahir dengan berat badan besar
f. Ada sejarah lahir mati dan anak besar
g. Sering abortus
4. Penyebab anemia umumnya adalah
a. Kurang gizi, kurang zat besi dalam diet
b. Kehilangan darah yang banyak; persalinan yang lalu, haid, dll.
c. Penyakit-penyakit kronik: TBC, paru, cacing usus, malaria, dll.
5. Beberapa penyakit paru yang penting adalah Tuberculosis paru, asma bronkios, bronchitis dan influenza.




DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gede . 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Muchtar, Rustam. 1998. Sinobsis Obstetri. Jiklid 1. Jakarta : EGC

Tidak ada komentar: