Rabu, 02 Juni 2010

SATUAN ACARA PENYULUHAN KEKURANGAN ENERGI PROTEIN

SATUAN ACARA PENYULUHAN
KEKURANGAN ENERGI PROTEIN
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
FORMAT SATUAN ACARA PENYULUHAN iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusam Masalah 1
1.3. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1. Pengertian 2
2.2. Etiologi 2
2.3. Cara Deteksi KEP 2
2.4. Kriteria KEP Berdasarkan KMS 2
2.5. Penyebab KEP 3
2.6. Usia yang beresiko KEP 5
2.7. Pencegahan KEP dengan GOBIFF 6
2.9. Kegiatan penanggulangan KEP balita 7
BAB III PENUTUP 8
3.1. Kesimpulan 8
3.2. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9















FORMAT SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kekurangan Energi Protein ( KEP )
Sasaran : Balita dan orang tuanya
Tempat : Di Balai Desa Pelem, Pare
Tanggal Pelaksanaan : 19 Mei 2010
Waktu : 10.00 – 11.30
A. Tujuan Instruksional Umum
Agar para orang tua mengetahui tentang Kekurangan Energi Protein (KEP), dengan melalui Kartu Menuju Sehat ( KMS ) dan dapat meninjaklanjuti bila anaknya terkena KEP
B. Tijuan Instruksional Khusus
Orang tua dari balita mampu mengerti tentang :
1. Pengertian dari KEP
2. Penyebab dan cirri – cirinya
3. Penanggulangan
C. Kegiatan Penyuluhan
1. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
2. Langkah – langkah
Waktu Kegitan Penyuluhan Kegiatan Audience Media
10.00 Pendahuluan salam Microphone
10.05 – 10.20 Pelaksanaan
1. Menjelaskan tentang KEP
2. Pengertian KEP
menyimak
Leaflet dan LCD
10.25 Penutup Microphone


D. Evaluasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kekurangan Energi protein (KEP ) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) atau gangguan penyakit. KEP dapat di deteksi dengan menggunakan KMS.KEP dibagi menjadi KEP ringan,sedang dan berat.Ciri – cirri KEP adalah tampak sangat kurus sekali ,wajah sepertti orang tua, cengeng,rewel,sering disertai penyakit kronis , wajah membulat, pandangan mata sayu, pembesaran hati , otot mengecil, edema seluruh tubuh.

1.2. Rumusam Masalah
1.2.1. Apa pengertian dari Kekurangan Energi Protein (KEP ) ?
1.2.2. Bagaimana cara mendeteksinya ?
1.2.3. Apa penyebab KEP ?
1.2.4. Apa macam – macam KEP ?
1.2.5. Bagaimana cara menanggulanggi KEP ?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari KEP
1.3.2. Untuk mengetahui cara mendeteksi KEP
1.3.3. Untuk mengetahui penyebab KEP
1.3.4. Untuk mengetahui macam – macam KEP
1.3.5. Untuk mengetahui cara menanggulanggi KEP






BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Kekurangan energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) atau gangguan penyakit.

2.2. Etiologi
Defisiensi kalori dan asupan gizi lain mempersulit gambaran klinik dan kimia, gejala utama malnutrisi protein disebabkan karena masukan protein tidak cukup bernilai biologis baik. Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi Pada anak-anak KEP dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan .

2.3. Cara Deteksi KEP
KEP dapat dideteksi dengan cara antropometri yaitu mengukur BB dan umur yang dibandingkan dengan indeks BB untuk standar WHO-NCHS sebagaimana tercantum dalam KMS

2.4. Kriteria KEP Berdasarkan KMS
KEP berdasarkan kriteria KMS dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) KEP ringan, bila berat badan menurut umut (BB/U) 70%-80% baku median WHO-NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 70%-80% baku median WHO-NCHS.
2) KEP sedang, bila berat badan menurut umur (BB/U) 60%-70% baku median WHO-NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 60%-70% baku median WHO-NCHS. (3) KEP berat, bila berat badan menurut umur (BB/U) < 60% baku median WHO-NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) < 60% baku standar WHO-NCHS.

2.5. Penyebab KEP
• kekurangan kalori protein
• masukan makanan yang kurang dan penyakit atau kelainan yang diderita anak, misalnya penyakit infeksi, malabsorbsi dan lain-lain.
• Penyebab tak langsung dari KEP sangat banyak, sehingga disebut juga sebagai penyakit dengan kausa multifaktorial
• dapat juga karena penyerapan protein terganggu, seperti pada keadaan diare kronik, kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis), infeksi perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein seperti pada keadaan penyakit hati kronik
• faktor ekonomi, faktor fasilitas perumahan dan sanitasi, faktor pendidikan dan pengetahuan, faktor fasilitas pelayanan kesehatan, faktor pertanian dan lain-lain.
• Balita tidak mendapatkan ASI eksklusif atau sudah mendapatkan makanan selain ASI sebelum umur 6 bulan
• Balita disapih sebelum umur 2 tahun
• Balita tidak mendapatkan makanan pendamping ASI ( MP- ASI)
• MP-ASI kurang dan tidak bergizi
• Setelah unur 6 bukan bayi jarang disusui
• balita menderita sakit yang lama seperti batuk, pilek , TBC, diare dan lain- lain
• kebersihan diri kurang dan lingkungan kotor
Kurang energi protein dapat dijumpai dalam dua bentuk yaitu
1. Marasmus
Bentuk marasmus terjadi karena kekurangan energi terutama kekurangan energi / kalori
Gejalanya adalah
• pertumbuhan yang sangat lambat.
• lemak subkutan yang hampir tidak ada (sel lemak masih ada) sehingga kulit anak keriput, wajah seperti orang tua, perut tampak buncit
• jaringan otot mengecil
• tidak ada edema, BB<
• muka bulat, rambut tipis, kulit pecah, mengelupas dan terlihat sengsara.



2. Kwarshiorkor
karena kekurangan zat protein Manifestasi Klinik
gejalanya
o Edema terutama pada kedua kaki, bisa seluruh tubuh
o Wajah membulat dan sembab
o Pandangan mata sayu
o Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok
o Apatis, rewel
o Kelainan berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas
o Sering disertai penyakit infeksi, anemia, diare
o BGM


2.6. Usia yang beresiko KEP
• Usia 0 - 6 bulan
- ASI kurang à tdk ada antibodi
- ASI cukup à ada antibodi
• Usia 6 – 12 bulan
- pertumbuhan tdk secepat bulan pertama
- asupan gizi & ASI kurang
- mulai MP-ASI à masyarakat cenderung memberi makanan yang kandungan pati dan karbohidrat tinggi

• Usia 2 – 3 tahun
- pertumbuhan memburuk (BB turun)
- kandungan makanan KH rendah protein kurang & rendah
- jarang ke Posyandu à pantauan lewat KMS tdk ada
- diperparah penyakit infeksi diare/ISPA

2.7. Pencegahan KEP dengan GOBIFF
• GROWTH MONITORING
à memonitor perubahan lewat KMS
• ORAL REHIDRATION/ORALIT
à memberikan oralit dengan segera jika balita menderita diare
• BREASTFEEDING
à memberikan ASI sejak lahir s/d 6 bulan secara baik & tepat
• IMMUNIZATION
à Memberikan kekebalan melalui imunisasi guna melindungi anak dari kemungkinan penyakit infeksi (hepatitis, TBC, polio, tetanus, campak)
• FOOD SUPLEMENTATION
à pemeberian MP-ASi yg mengandung berbagai zat gizi mulai umur 6 bulan
• FAMILY PLANNING

2.8. Penanggulangan KEP
Pelayanan gizi (Depkes RI, 1998)
Pelayanan gizi balita KEP pada dasarnya setiap balita yang berobat atau dirujuk ke rumah sakit dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan dan lila untuk menentukan status gizinya, selain melihat tanda-tanda klinis dan laboratorium. Penentuan status gizi maka perlu direncanakan tindakan sebagai berikut :
1) Balita KEP ringan, memberikan penyuluhan gizi dan nasehat pemberian makanan di rumah (bilamana pasien rawat jalan, dianjurkan untuk memberi makanan di rumah (bayi umur < 4 bulan) dan terus diberi ASI sampai 3 tahun.
2) Balita KEP sedang (a) Penderita rawat jalan : diberikan nasehat pemberian makanan dan vitamin serta teruskan ASI dan pantau terus berat badannya. (b) Penderita rawat inap : diberikan makanan tinggi energi dan protein, dengan kebutuhan energi 20-50% diatas kebutuhan yang dianjurkan (angka kecukupan gizi/AKG) dan diet sesuai dengan penyakitnya. (c) Balita KEP berat : harus dirawat inap dan dilaksanakan sesuai pemenuhan kebutuhan nutrisi

2.9. Kegiatan penanggulangan KEP balita
Kegiatan penanggulangan KEP balita meliputi :
1) Penjaringan balita KEP yaitu kegiatan penentuan ulang status gizi balita berdasarkan berat badan dan perhitungan umur balita yang sebenarnya dalam hitungan bulan pada saat itu.Cara penjaringan yaitu balita dihitung kembali umurnya dengan tepat dalam hitungan bulan, balita ditimbang berat badannya dengan menggunakan timbangan dacin, berdasarkan hasil perhitungan umur dan hasil pengukuran BB tersebut tentukan status gizi dengan KMS atau standar antropometri.
2) Kegiatan penanganan KEP balita meliputi program PMT balita adalah program intervensi bagi balita yang menderita KEP yang ditujukan untuk mencukupi kebutuhan zat gizi balita gar meningkat status gizinya sampai mencapai gizi baik (pita hijau dalam KMS), pemeriksaan dan pengobatan yaitu pemeriksaan dan pengobatan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit penyerta guna diobati seperlunya sehingga balita KEP tidak semakin berat kondisinya, asuhan kebidanan/keperawatan yaitu untuk memberikan bimbingan kepada keluarga balita KEP agar mampu merawat balita KEP sehingga dapat mencapai status gizi yang baik melalui kunjungan rumah dengan kesepakatan keluarga agar bisa dilaksanakan secara berkala, suplementasi gizi/ paket pertolongan gizi hal ini diberikan untuk jangka pendek. Suplementasi gizi meliputi : pemberian sirup zat besi; vitamin A (berwarna biru untuk bayi usia 6-11 bulan dosis 100.000 IU dan berwarna merah untuk balita usia 12-59 bulan dosis 200.000 IU); kapsul minyak beryodium, adalah larutan yodium dalam minyak berkapsul lunak, mengandung 200 mg yodium diberikan 1x dalam setahun.



BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kekurangan Energi Protein (KEP ) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) atau gangguan penyakit. Penyebab KEP adalah kekurangan kalori protein, masukan makanan yang kurang dan penyakit atau kelainan yang diderita anak, misalnya penyakit infeksi, malabsorbsi dan lain-lain,dapat juga karena penyerapan protein terganggu, seperti pada keadaan diare kronik, kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis), infeksi perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein. KEP dibagi menjadi dua yaitu Marasmus dan kwarshiorkor.

3.2. Saran
Makalah yang saya buat ini belumlah sempurna sehingga saya mengharapkan tegur sapa dari Dosen Pembimbing dan teman – teman yang dapat memberikan saran dan kritik yang bersifat untuk menyempurnakan makalah ini.















DAFTAR PUSTAKA

• Almatsier,S.2001.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
• Departemen Kesehatan RI.1999. Pedoman Pencegahan Gizi Kurang di Rumah Sakit. Jakarta
• Departemen Kesehatan RI.. Pedoman Tata Laksana Kurang Energi
• Protein pada Anak di Rumah Sakit Kabupaten/Kodya. Jakarta. 1999
• Pudjiadi S. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. 1999
• Almatsier,S.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.
• Departemen Kesehatan RI.1998. Pedoman Tatalaksana Kekurangan Energi Protein pada Anak di Rumah Sakit Kabupaten/Kota. Jakarta



By : http://www.arvienfarrel.blogspot.com

MAKALAH KONSELING ANEMIA

MAKALAH
KOMUNIKASI DAN KONSELING KEBIDANAN
ANEMIA
KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan Rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah komunikasi terapeutik tentang Anemia dengan lancar.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW. Yang telah membantu kita menuju jalan yang benar.
Sehubungan dengan itu, kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut membantu dan menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna.
Dengan demikian, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi mencapai kesempurnaan penyusunan makalah ini. Kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
.

Pare, 18 Mei 2010









DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II KOMUNIKASI TERAPEUTIK 2
A. Pengertian Komunikasi Terapeutik 2
B. Tahap Interaksi dengan Klien 2
BAB III DIALOG KOMUNIKASI TERAPEUTIK 3
BAB IV ANEMIA 7
A. Pengertian Anemia 7
B. Penyebab kadar zat besi darah rendah antara lain: 7
C. Gejala-gejala Anemia 8
D. Cara Mencegah Anemia 9
E. Daftar makanan yang kaya akan zat besi 9
F. Pengobatan Anemia 9
G. Meningkatkan zat besi melalui diet 10
H. Pil zat besi dan masalah yang ditimbulkannya 10
I. Tips mengurangi ketidaknyamanan karena timbulnya gangguan yang disebabkan oleh konsumsi pil zat besi 10
DAFTAR PUSTAKA 12






BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakn sebagai anemia bila Hb < 14g/dl dan Ht < 14% pada pria atau Hb <12g/dl dan Ht <37% pada wanita.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.
Kebutuhan Fe dalam makanan sekitar 20 mg sehari, dari jumlah ini hanya kira-kira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubh berkisar 2-4 g, kira-kira 50 mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada wanita. Umumnya akan terjadi anemia dimorfik, karena selain kekurangan Fe juaga terdapat kekurangan asam folat
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Anemi Itu?
2. Bagaimana Gejala Anemi?
3. Bagaimana Cara Mencegah Anemia?
4. Bagaimana cara Pengobatan Anemia?
5. Bagaimana Tips mengurangi ketidaknyamanan karena timbulnya gangguan yang disebabkan oleh konsumsi pil zat besi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apakah Anemi Itu.
2. Untuk mengetahui Gejala Anemi.
3. Untuk mengetahui Cara Mencegah Anemia.
4. Untuk mengetahui cara Pengobatan Anemia.
5. Untuk mengetahui cara mengurangi ketidaknyamanan karena timbulnya gangguan yang disebabkan oleh konsumsi pil zat besi.
BAB II
KOMUNIKASI TERAPEUTIK

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik didefinisikan sebagai komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatan dipusatkan untuk kesembuhan pasien

B. Tahap Interaksi dengan Klien
1. Prainteraksi
Yaitu masa persiapan sebelum berhubungan dan berkomunikasi dengan klien. Meliputi Evaluasi diri, penetapan tahapan hubungan interaksi dan rencana interaksi
2. Perkenalan
Kegiatan yang pertama kali yang dilakukan pertama kali saat bertemu dengan klien, meliputi Salam, memperkenalkan diri, menanyakan nama klien, menyepakati pertemuan (kontrak), melengkapi kontrak, mengakhiri perkenalan
3. Orientasi
Dilaksanakan pada awal pertemuan kedua dan seterusnya. Bertujuan untuk memvalidasi keakuratan data, rencana yang telah dibuat dan mengevaluasi hasil tindakan. Orientasi ini meliputi salam, validasi keadaan klien, dan mengingatkan kontrak
4. Fase Kerja
Yaitu pelaksanaan rencana tindakan kebidanan yang dilaksanakan dengan tujuan yangakan dicapai
5. Fase Terminasi
Merupakan akhir setiap pertemuan Bidan/perawat dengan klien. Meliputi terminasi sementara dan terminasi akhir


BAB III
DIALOG KOMUNIKASI TERAPEUTIK
TENTANG PENYAKIT ANEMIA
DI SEBUAH RUMAH SAKIT

Pada suatu hari di sebuah ruangan di rumah sakit, seorang bidan datang menemui pasiennya untuk membuat kontrak pertemuan.
Bidan : Selamat pagi Ibu
Klien : Selamat pagi
Bidan : Ibu, sya bidan Anna. Saya disini kakan merawat ibu. Saya disii dari mulai pukul 07.00 sampai pukul 14.00. kalu boleh tau ini dengan ibu siapa?
Klien : Oh ya Bu. Nama saya ibu Susi
Bidan : Baik Ibu Susi saya akan memeriksa ibu kira – kira nanti jam 10.00. Bagaimana Ibu, apakah ibu bersedia untuk saya periksa?
Klien : Oh iya Bu. Saya bersedia
Bidan : kalau begitu saya permisi dulu ibu. Nanti saya akan kembali jam 10.00
Klien : ya Bu
Bidan keluar dari ruangan dan mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk memeriksa klien. Bidan tersebut juga mempersiapkan diri apabila sewaktu-waktu klien bwertanya tentang penyakit yang diderita oleh klien
Ketika jam menunjukkan pukul 09.55 bidan berangkat ke ruang klien (Bu Susi)
Bidan : Selamat pagi Bu Susi, bagaimana kabar ibu?
Klien : Selamat pagi Bu, alhamdulillah sudah mendingan Bu daripada pagi tadi. Kepala saya sudah tidak pusing seperti tadi.badan saya juga tersa lebih enteng Bu
Bidan : Alhamdulillah Bu kalau begitu.
Ibu Susi, saya akan melakukan pemeriksaan kepada Ibu, mulai dari mengukur tekanan darah ibu untuk mengetahui berapakah tekanan darah ibu saat ini. Selain itu saya juga akan mengukur suhu, nadi serta pernafasan ibu. Hal ini dilakukan untuk mengetahu bagaimana perkembangan kesehatan Ibu. Apakah ibu tidak keberatan?
Klien : Tidak Bu
Bidan : Ibu thermometer ini akan saya letakkan di ketiak kiri ibu. Tolong Ibu tangannya di angkat ya begitu Bu, lalu mohon tangannya ditekuk di atas dada. Ibu tolong tanagnnya jangan digerakkan dulu sebelum saya ambil termometernya ya Ibu
Klien : Baik Bu
Bidan : Ibu tolong baju lengan kanannya dilipat keatas ya Bu. Saya akan mengukur tekanan darah ibu
Klien : Oh iya Bu
Bidan : (memasang manshet dan mengenakan stetoskop) Ibu sebelumnya tekanan darah Ibu berapa?
Klien : Tadi pagi 100/70 Bu. Memangnya sekarang berapa Bu?
Bidan : Sekarang tekanan darah Ibu 100/70.
Bidan melepas manshet. Kemudian tangan Bidan pindah ke pergelangan tangan kanan klien sambil melihat jam, kemudian menghitung respirasi. Setelah selesai menghitung respirasi, bidan mengambil thermometer yang diletakkan di ketiak ibu dan membacanya. Kemudian alat-alat tersebut dirapikan
Klien : Bu kalau boleh saya tahu kenapa ya Bu, Saya tu terkadang ko’ merasa lelah, lemas, kurang tenaga gitu Bu dan kepala saya terasa melayang. Terus apabila setelah duduk langsung berdiri, kepala saya rasanya berkunang-kunang
Bidan : Ibu Susi, kemungkinan anda mengidap anemia
Klien : Penyakit apa itu Bu?
Bidan : Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.
Selain yang ibu rasakan, masih ada gejala lainnya seperti ,pucat atau kepucatan, merasa sering lelah, nafas pendek yang itdak wajar selama olah raga, detak jantung cepat, daerah akral (tangan dan kaki) dingin, sakit kepala
Klien : Penyebabnya apa ya Bu?
Bidan : Penyebabnya bermacam-macam Bu, diantaranya Kecelakaan, Persalinan, Pecah pembuluh darah, Wasir (hemoroid), dan Perdarahan menstruasi yang sangat banyak juga bias menyebabkan anemia
Klien : Terus Bu, cara pencegahannya bagaimana Bu?
Bidan : Ibu bisa makan makanan yang bergizi, seperti nasi, sayur, dan lauk. Buah juga sangat penting ibu. Terutama makanan yang banyak mengandung zat besi seperti hati dan daging, ikan laut, buah-buahan yang dikeringkan seperti buah aprikot, buah prem dan kismis.kacang-kacangan, buncis (lima buncis), sayuran hijau seperti bayam dan brokoli,semua jenis padi-padian, roti atau sereal yang mengandung zat besi
Klien : O….. begitu ya Bu
Bidan : Ya Bu. Mungkin ada yang ingin Ibu tanyakan lagi?
Klien : Tidak Bu terima kasih. Informasi yang Ibu berikan tadi sudah cukup bagi saya. Saya sekarang menjadi tahu apa itu anemia, apa saja penyebabnya dan bagaimana pencegahannya
Bidan : Baiklah ibu, Nanti saya akan kembali lagi sekitar pukul 13.30 untuk melakukan pemeriksaan kembali terhadap ibu. Bagaimana ibu? Apaka ibu bersedia?
Klien : Ya Bu Saya bersedia
Bidan : Kalau begitu saya permisi dulu ibu, selamat siang
Klien : selamat siang
Bidan keluar meninggalkan ruangan



















BAB IV
ANEMIA

A. Pengertian Anemia
Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.
Terjadinya anemia adalah pada saat darah tidak mempunyai cukup kandungan hemoglobin dimana hemoglobin merupakan protein di dalam sel-sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh anggota tubuh. Dan penyebab yang paling sering dari ketidakcukupan hemoglobin dalam darah adalah karena tubuh tidak mempunyai zat besi yang cukup untuk memproduksi hemoglobin.
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakn sebagai anemia bila Hb < 14g/dl dan Ht < 14% pada pria atau Hb <12g/dl dan Ht <37% pada wanita
.
B. Penyebab kadar zat besi darah rendah antara lain:
1. Diet makanan tanpa zat besi.
Ini adalah masalah yang paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja wanita. Pada anak-anak yang sering meminum susu dalam jumlah yang banyak dan tidak memakan-makanan yang kaya akan zat besi serta wanita remaja dengan diet makanan yang sembarangan mungkin lebih beresiko untuk menglami defisiensi atau kekurangan zat besi.
2. Masa pertumbuhan
Pada anak dengan usia dibawah tiga tahun sedang mengalami pertumbuhan yang sangat cepat dan tubuh mereka membutuhkan banyak zat besi guna pertumbuhan tersebut. Jika kebutuhan yang berlebih ini tidak dapat dipenuhi tubuh maka dapat terjadi anemia

3. Masa kehamilan
Wanita pada masa kehamilan atau sedang menyusui membutuhkan 2.5 kali lebih banyak zat besi seperti pad alaki-laki. Itulah mengapa pada wanita hamil dilakukan pemeriksaan status anemia dan mengapa mereka perlu mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi atau mengkonsumsi pil zat besi setiap harinya.
4. Kehilangan darah yang banyak
Ini adalah alasan yang paling sering dari timbulnya anemia defisiensi zat besi pada orang dewasa. Kehilangan darah dapat disebabkan karena perdarahan internal yang biasanya terjadi pada saluran percernaan, ulkus atau luka pada usus, peradangan colon, kanker atau konsumsi obat seperti aspirin dan obat-obatan sejenis dalam waktu lama dapat menjadi penyebab timbulnya perdarahan internal di dalam perut atau saluran pencernaan. Itulah mengapa begitu penting mengetahui penyebab terjadinya kadar zat besi dalam darah yang rendah.
Pada wanita dimana mereka mengalami siklus menstruasi bulanan juga dapat menjadi sebab terjadinya anemia

C. Gejala-gejala Anemia
• Seringkali tanda anemia tanpa sebab apapun
• Pucat atau kepucatan
• Merasa sering lelah
• Nafas pendek yang itdak wajar selama olah raga
• Detak jantung cepat
• Daerah akral (tangan dan kaki) dingin
• Sakit kepala

D. Cara Mencegah Anemia
Beberapa jenis anemia dapat dicegah dan tergantung dari penyebab anemia itu sendiri. Seperti yang disebabkan karena diet yang salah dan sembarangan. Untuk pencegahan anemia dengan sebab kesalahan dalam diet, dapat mengkonsumsi atau diet dengan memastikan makanan yang mengandung zat besi.

E. Daftar makanan yang kaya akan zat besi
• Hati dan daging
• Makanan laut
• Buah-Buahan yang dikeringkan seperti buah aprikot, buah prem dan kismis.
• Kacang-kacangan
• Buncis (lima buncis)
• Sayuran hijau seperti bayam dan brokoli
• Semua jenis padi-padian
• Roti atau sereal yang mengandung zat besi

F. Pengobatan Anemia
Pengobatan anemia zat besi tergantung pada faktor penyebab yang menimbulkannya. Suatu contoh jika anemia yang terjadi adalah karena kehilangan darah yang terlalu banyak maka penyebab dari kehilangan darah tersebut yang perlu diobati. Jika anemia terjadi karena dalam konsumsi makanan tanpa kandungan zat besi maka pengobatannya adalah mengubah diet makanan menjadi kaya akan zat besi.


G. Meningkatkan zat besi melalui diet
Tubuh kita mengabsorbsi atau menyerap dengan sangat baik zat besi pada makanan daging. Makanlah dalam jumlah kecil daging serta dengan makanan sumber zat besi lain seperti sayur-sayuran hijau yang dapat membantu anda untuk memperoleh zat besi dalam jumlah yang banyak. Anda juga dapat mengkonsumsi vitamin c atau memakan makanan yang kaya akan vitamin c seperti buah jeruk dan pada saat yang sama makanlah makanan yang kaya akan zat besi atau pil zat besi yang dapat membantu tubuh anda menyerap zat besi dengan lebih baik dan penyerapan yang maksimal.
Beberapa makanan dapat berfungsi sebaliknya yaitu mencegah penyerapan zat besi dalam tubuh yaitu kopi, teh, kuning telur, susu, serat dan protein kedelai. Jadi cobalah hindari makan-makanan tersebut pada saat anda mengkonsumsi atau memakan makanan yang kaya akan zat besi.

H. Pil zat besi dan masalah yang ditimbulkannya
Pil-pil zat besi dapat menimbulkan gangguan pada perut, konstipasi dan rasa panas pada perut. Segera beritahukan ketidaknyamanan ini pada dokter.

I. Tips mengurangi ketidaknyamanan karena timbulnya gangguan yang disebabkan oleh konsumsi pil zat besi
• Konsumsi pil bersamaan dengan makanan.
• Mulailah secara bertahap, dari satu pil tiap hari selama 3-5 hari kemudian 2 pil tiap harinya sampai anda tidak terganggu dengan jumlah yang harus anda konsumsi berdasarkan rekomendasi dokter.
• Tingkatkan jumlah konsumsi serat dalam diet jika terjadi gangguan konstipasi. Meskipun serat akan menimbulkan gangguan dalam penyerapan zat besi pada tubuh anda, tetapi tubuh anda masih tetap dapat menyerap zat besi.
• Jangan konsumsi pil zat besi pada waktu akan tidur jika dengan mengkonsumsi pil tersebut akan mengganggu perut anda sehingga dapat mengganggu tidur anda.
• Jika memang satu jenis pil zat besi menimbulkan masalah dan gangguan, beritahukan hal tersebut dengan dokter tentang penggunaan pil zat besi jenis lainnya.























DAFTAR PUSTAKA

Arif, dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran. edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia


By : http://www.arvienfarrel.blogspot.com

MAKALAH KONSELING KPD

MAKALAH KONSELING
KEHAMILAN LEWAT WAKTU
KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan Rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah konseling dengan judul “Kehamilan Lewat Waktu (Post Date Pragnancy)” dengan lancar.
Sehubungan dengan itu pula, kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut membantu dan menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna.
Dengan demikian, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi mencapai kesempurnaan penyusunan makalah ini. Kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
.

Pare, 24 Mei 2010
















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II KEHAMILAN LEWAT BULAN 2
A. Pengertian 2
B. Penyebab 2
C. Diagnosis 3
D. Penatalaksanaan 5
E. Pencegahan 6
F. Mengapa Lewat Waktu 7
G. Resiko Lewat Waktu 7
H. Merawat Bayi Lahir Lewat Waktu 8
DAFTAR PUSTAKA 9



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan lewat bulan ialah kehamilan yang berlangsung yang berlangsung lebih dari perkiraan hari taksiran persalinan yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT), dimana usia kehamilannya telah melebihi 42 minggu.
Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada janin (anenefal, kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik, kelainan pertumbuhan tulang janin/osteogenesis imperfecta; atau kekurangan enzim sulfatase plasenta).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kehamilan lewat bulan?
2. Apa Penyebabnya?
3. Bagaimana Diagnosis, Penatalaksanaan, dan Pencegahannya?
4. Mengapa Lewat Waktu?
5. Bagaimana Resiko Lewat Waktu?
6. Bagaimana Merawat Bayi Lahir Lewat Waktu?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari Kehamilan lewat bulan.
2. Untuk mengetahui Penyebabnya.
3. Untuk mengetahui diagnosis, penatalaksanaan, dan pencegahannya.
4. Untuk mengetahui mengapa lewat waktu.
5. Untuk mengetahui resiko lewat waktu.
6. Untuk mengetahui cara merawat bayi lahir lewat waktu.




BAB II
KEHAMILAN LEWAT BULAN

A. Pengertian
Kehamilan lewat bulan (Serotinus) ialah kehamilan yang berlangsung yang berlangsung lebih dari perkiraan hari taksiran persalinan yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT), dimana usia kehamilannya telah melebihi 42 minggu (>294hari).

B. Penyebab
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui. Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada janin (anenefal, kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik, kelainan pertumbuhan tulang janin/osteogenesis imperfecta; atau kekurangan enzim sulfatase plasenta).
Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut:
• Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering.
• Tidak diketahui.
• Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.
• Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yang jarang terjadi.
• Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi.
• Faktor genetik juga dapat memainkan peran.
• Gangguan siklus haid. Gangguan ini bisa berupa gangguan dalam siklus haid sendiri, terjadinya konsepsi (pembuahan) pada masa menyusui atau saat mengkonsumsi pil KB, dan terlambatnya pengeluaran sel telur dari ovarium.
• Kurangnya air ketuban (oligohydroamnion)
• Terjadi aspirasi meconium
• Kerentanan akan stress
• Faktor obstetric Yaitu berupa kehamilan lewat waktu pada kehamilan sebelumnya, pemeriksaan kehamilan yang terlambat atau kurang cukup, pendarahan pada trimester pertama, cacat janin bawaan, pengaruh jenis kelamin janin (umumnya janin laki-laki lebih sering daripada janin perempuan).
• Usia dan ras. Banyak dilaporkan bahwa ras kulit putih lebih sering mengalami kehamilan lewat waktu dibandingkan dengan ras kulit hitam.
Jumlah kehamilan atau persalinan sebelumnya dan usia juga ikut
mempengaruhi terjadinya kehamilan lewat waktu. Bahkan, ras juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kehamilan lewat waktu. Data menunjukkan, ras kulit putih lebih sering mengalami kehamilan lewat waktu ketimbang yang berkulit hitam.
Di samping itu faktor obstetrik pun ikut berpengaruh. Umpamanya,
pemeriksaan kehamilan yang terlambat atau tidak adekuat (cukup), kehamilan
sebelumnya yang lewat waktu, perdarahan pada trisemester pertama kehamilan, jenis kelamin janin (janin laki-laki lebih sering menyebabkan kehamilan lewat waktu ketimbang janin perempuan), dan cacat bawaan janin.

C. Diagnosis
Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus
Naegele setelah mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila ada
keraguan, maka pengukuran tinggi fundus uterus serial dengan sentimeter akan memberikan informasi mengenai usia gestasi lebih tepat. Keadaan klinis yang mungkin ditemukan ialah air ketuban yang berkurang dan gerakan janin yang jarang.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mendiagnosis kehamilan lewat waktu, antara lain:
1. HPHT jelas.
2. Dirasakan gerakan janin pada umur kehamilan 16-18 minggu.
3. Terdengar denyut jantung janin (normal 10-12 minggu dengan Doppler, dan 19-20 minggu dengan fetoskop).
4. Umur kehamilan yang sudah ditetapkan dengan USG pada umur kehamilan kurang dari atau sama dengan 20 minggu.
5. Tes kehamilan (urin) sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid.
Bila telah dilakukan pemeriksaan USG serial terutama sejak trimester
pertama, maka hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya pemeriksaan yang sesaat setelah trimester III sukar untuk memastikan usia kehamilan.
Diagnosis juga dapat dilakukan dengan penilaian biometrik janin pada
trimester I kehamilan dengan USG. Penyimpangan pada tes biometrik ini hanya lebih atau kurang satu minggu. Pemeriksaan sitologi vagina (indeks kariopiknotik >20%) mempunyai sensitifitas 75% dan tes tanpa tekanan dengan KTG mempunyai spesifisitas 100% dalam menentukan adanya disfungsi janin plasenta atau postterm. Kematangan serviks tidak bisa dipakai untuk menentukan usia kehamilan.
Tanda kehamilan lewat waktu yang dijumpai pada bayi dibagi atas tiga
stadium:
1. Stadium I. Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas.
2. Stadium II. Gejala stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit.
3. Stadium III. Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat.
Yang paling penting dalam menangani kehamilan lewat waktu ialah
menentukan keadaan janin, karena setiap keterlambatan akan menimbulkan resiko kegawatan. Penentuan keadaan janin dapat dilakukan:
1. Tes tanpa tekanan (non stress test). Bila memperoleh hasil non reaktif maka dilanjutkan dengan tes tekanan oksitosin. Bila diperoleh hasil reaktif maka nilai spesifisitas 98,8% menunjukkan kemungkinan besar janin baik. Bila ditemukan hasil tes tekanan yang positif, meskipun sensitifitas relatif rendah tetapi telah dibuktikan berhubungan dengan keadaan postmatur.
2. Gerakan janin. Gerakan janin dapat ditentukan secara subjektif (normal rata-rata 7 kali/ 20 menit) atau secara objektif dengan tokografi (normal rata-rata 10 kali/ 20 menit), dapat juga ditentukan dengan USG. Penilaian banyaknya air ketuban secara kualitatif dengan USG (normal >1 cm/ bidang) memberikan gambaran banyaknya air ketuban, bila ternyata oligohidramnion maka kemungkinan telah terjadi kehamilan lewat waktu.
3. Amnioskopi. Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan janin masih baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan mengalami resiko 33% asfiksia.

D. Penatalaksanaan
Prinsip dari tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan
pengakhiran kehamilan. Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil
pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian skor pelvik (pelvic score=PS).
Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan, antara lain:
1. Induksi partus dengan pemasangan balon kateter Foley.
2. Induksi dengan oksitosin.
3. Bedah seksio sesaria.
Dalam mengakhiri kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus
memenuhi beberapa syarat, antara lain kehamilan aterm, ada kemunduran his, ukuran panggul normal, tidak ada disproporsi sefalopelvik, janin presentasi kepala, serviks sudah matang (porsio teraba lunak, mulai mendatar, dan mulai membuka). Selain itu, pengukuran pelvik juga harus dilakukan sebelumnya.
Induksi persalinan dilakukan dengan oksitosin 5 IU dalam infus Dextrose 5%. Sebelum dilakukan induksi, pasien dinilai terlebih dahulu
kesejahteraan janinnya dengan alat KTG, serta diukur skor pelvisnya. Jika
keadaan janin baik dan skor pelvis >5, maka induksi persalinan dapat dilakukan. Tetesan infus dimulai dengan 8 tetes/menit, lalu dinaikkan tiap 30 menit sebanyak 4 tetes/menit hingga timbul his yang adekuat. Selama pemberian infus, kesejahteraan janin tetap diperhatikan karena dikhawatirkan dapat timbul gawat janin. Setelah timbul his adekuat, tetesan infus dipertahankan hingga persalinan.
Namun, jika infus pertama habis dan his adekuat belum muncul, dapat diberikan infus drip oksitosin 5 IU ulangan. Jika his adekuat yang diharapkan tidak muncul, dapat dipertimbangkan terminasi dengan seksio sesaria.

E. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan
yang teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama
(sebelum 12 minggu), 1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas 28 minggu). Bila keadaan
memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7 – 8 bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan benar usia kehamilan, dan mencegah terjadinya kehamilan serotinus yang berbahaya.
Perhitungan dengan satuan minggu seperti yang digunakan para dokter
kandungan merupakan perhitungan yang lebih tepat.. Untuk itu perlu diketahui dengan tepat tanggal hari pertama haid terakhir seorang (calon) ibu itu. Perhitungannya, jumlah hari sejak hari pertama haid terakhir hingga saat itu dibagi 7 (jumlah hari dalam seminggu). Misalnya, hari pertama haid terakhir Bu A jatuh pada 2 Januari 1999. Saat ini tanggal 4 Maret 1999.
Jumlah hari sejak hari pertama haid terakhir adalah 61. Setelah angka itu dibagi 7 diperoleh angka 8,7. Jadi, usia kehamilannya saat ini 9 minggu
Bagi seorang Ibu melahirkan sang buah hati sangat ditunggu-tunggu. Tapi bagaimana bila bayi yang hendak dilahirkan justru telat dari tanggal yang sudah diperkirakan dokter? Apa yang akan terjadi pada sang Ibu ataupun janinnya?
Memang, tidak semua kehamilan lengkap berusia 9 bulan sepuluh hari. Tidak semua perempuan hamil berhasil melahirkan pada tanggal perkiraan melahirkan. Ada kalanya lebih cepat, bahkan ada yang lebih lambat. Maka, menghitung kehamilan mesti secermat mungkin.
Karena jumlah hari dalam satu bulan selama satu tahun tidaklah sama, maka kalangan medis tidak pernah menghitung usia kehamilan berdasarkan hitungan bulan. Lebih banyak digunakan hitungan berdasarkan minggu. Usia kehamilan dianggap normal jika persalinan terjadi dalam usia kehamilan 38-42 minggu. Melebihi batasan usia tersebut dianggap kehamilan lewat waktu.
Kehamilan bisa lewat waktu karena beberapa hal, bisa salah memperkirakan usia kehamilan. Ini dapat disebabkan karena siklus haid yang tidak teratur, lupa hari pertama dari haid yang terakhir karena tidak pernah dicatat. Mempergunakan kontrasepsi hormonal baik suntik KB atau pun Pil KB juga bisa membuat lupa hari pertama dari haid yang terakhir.

F. Mengapa Lewat Waktu
Kehamilan lewat waktu bisa terjadi juga karena terdapat kelainan pada janin. Ini mengakibatkan tidak adanya kontraksi dari janin untuk memulai proses persalinan. Kelainan tersebut di antaranya: anensepalus, hipoplasia kelenjar supra renal janin dan janin tidak memiliki kelenjar hipofisa. Kelainan pada plasenta dan kelainan letak kehamilan juga bisa menjadi penyebab lewat waktu.
Agar tidak terjadi salah penghitungan, maka penghitungan kehamilan perlu dilakukan secermat mungkin. Jika siklus haid teratur 28 plus minus 5 hari, maka dapat dilakukan penambahan 7 hari pada tanggal dari pertama haid yang terakhir, mengurangi bulan yang mendapat haid dengan 3 dan jika perlu menambahkan tahun dengan 1.
Namun yang paling tepat dengan melakukan penilaian biometrik janin pada trimester I kehamilan dengan USG

G. Resiko Lewat Waktu
Tumbuh dan berkembangnya janin di dalam rahim tergantung pada dua fungsi penting plasenta. Fungsi tersebut adalah pernapasan dan gizi. Jika kehamilan telah lewat waktu, plasenta akan mengalami proses penuaan sehingga fungsinya akan menurun atau berkurang.
Menurunnya fungsi plasenta ini akan berakibat pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Bayi mulai kekurangan asupan gizi dan pasokan oksigen dari ibunya. Bayi juga disebut dismatur atau pasca matur.
Karena lewat waktu, cairan ketuban bisa berubah menjadi sangat kental dan hijau. Sehingga cairan dapat terhisap masuk ke dalam paru-paru bayi, maka harus dihisap keluar dari saluran nafas bayi. Janin juga dapat lahir dengar berat badan yang berlebihan.
Ketika lahir, bayi akan memiliki kulit yang kering, pecah-pecah, mengelupas, keriput, serta kuku jari yang panjang dan rambut yang lebat. Verniks yang membungkus tubuhnya pun sedikit. Si bayi akan tampak seperti kekurangan gizi karena berkurangnya jumlah lemak di bawah kulit. Karena bayi lewat waktu menghadapi bahaya kehilangan dukungan gizi dari plasenta, maka penting mengetahui perkiraan tanggal lahir yang sebenarnya. Selain itu pemeriksaan kehamilan harus dilakukan secara rutin.

H. Merawat Bayi Lahir Lewat Waktu
Jaga agar cairan ketuban yang kental tidak terhisap oleh bayi. Jika sudah terhisap, maka cairan ketuban harus dihisap keluar dari saluran nafas bayi. Jaga lingkungan bayi agar tetap hangat.
Berikan minuman yang cukup. Dengan ASI dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pada kulitnya yang keriput, rajinlah untuk mengusapnya dengan cream bayi. Berilah sarung tangan agar kuku-kukunya yang panjang tidak menggaruk dan melukai bagian tubuhnya yang lain, terutama muka. Potonglah kukunya jika anda sudah yakin benar jari-jarinya telah kuat.













DAFTAR PUSTAKA

http://www.Tabloid_Ibu_Anak/xxii/03/2010/Kehamilan_Lewat_Waktu.xhtm (didownload tgl 23 - 05 – 2010 jam 15.10WIB)



BY : http://www.arvienfarrel.blogspot.com

KOMUNIKASI KONSELING ANC

MAKALAH KOMUNIKASI DAN KONSELING
ANTENATAL CARE
KATA PENGATAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Komunikasi Konseling Antenatal Care”, ini dengan baik dan dapat selesai tepat pada waktunya.
Secara garis besar makalah ini berisi tentang sedikitnya informasi mengenai materi Antenatal Care.
Kami berharap Makalah ini dapat memberikan sedikit pengetahuan mengenai materi Antenatal Care. Dan tidak lupa kami sampaikan terima kasi kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan hingga terseleaikannya makalah ini.



Pare, 02 juni 2010


Penyusun












DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
2.1. Pengertian 1
2.2. Rumusan Masalah 1
2.3. Tujuan Masalah 1
BAB II KONSELING 2
2.1. Pengertian Konseling 2
2.2. Tujuan Konseling 2
2.3. Proses Konseling 3
2.4. Faktor-faktor penunjang konseling 3
BAB III A N C 5
3.1. Pengertian 5
3.2. Tujuan dari ANC adalah: 5
3.3. Perencanaan Jadwal Kunjungan 6
3.4. Tujuan Kunjungan Pemeriksaan Pertama Antenatal 6
3.5. Beberapa Gejala dan Tanda-tanda penting saat kehamilan 6
3.6. Perubahan psikologi yang terjadi pada masa kehamilan 8
3.7. Beberapa ketidaknyamanan dalam kehamilan 9
BAB III PENUTUP 13
3.1. Kesimpulan 13
3.2. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
FORMAT KONSELING 15
DIALOG 16



BAB I
PENDAHULUAN

2.1. Pengertian
Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan alan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasin yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan. Asuhan Antenatal penting unuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal dan sehat, baik kepada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan.

2.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa maksud dan tujuan konseling?
1.2.2. Apa pengertian dan tujuan ANC?
1.2.3. Perencanaan apa saja yang harus dilakukan saat ANC?
1.2.4. Apa saja tujuan kunjungan pemeriksaan pertama Antenatal Care?
1.2.5. Apa saja gejala dan tanda-tanda penting pada masa kehamilan?
1.2.6. Perubahan psikologi apa saja yang terjadi pada masa kehamilan?
1.2.7. Apa saja ketidaknyamanan yang mungkin terjadi saat kehamilan?

2.3. Tujuan Masalah
1.3.1. Mengetahui maksud dan tujuan konseling.
1.3.2. Mengetahui pengertian dan tujuan ANC.
1.3.3. Mengetahui Perencanaan yang harus dilakukan saat ANC.
1.3.4. Mengetahui tujuan kunjungan pemeriksaan pertama Antenatal Care
1.3.5. Mengetahui gejala dan tanda-tanda penting pada masa kehamilan
1.3.6. Mengetahui Perubahan psikologi yang terjadi pada masa kehamilan
1.3.7. Mengetahui ketidaknyamanan yang mungkin terjadi saat kehamilan


BAB II
KONSELING

2.1. Pengertian Konseling
Konseling merupakan suatu bentuk komunikasi interpersonal khusus yaitu suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap klien meliputi fakta-fakta harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Konseling adalah suatu hubungan timbal-balik antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) yang bersifat profesional baik secara individu atau kelompok, yang dirancang untuk membantu konseli mencapai perubahan yang berarti dalam kehidupan.
Konseling merupakan suatu proses dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Interaksi antara dua orang / lebih (antara bidan dan klien)
2. Konseli datang mempunyai masalah
3. Konseli datang atas kemauan sendiri atau saran orang lain untuk menyelesaikan masalah
4. Konselor adalah orang yang terlatih (profesional dalam bidangnya)
5. Tujuan konseling adalah menolong dan memberikan bantuan kepada konseli agar ia mengerti dan menerima keadaannya serta dapat menemukan jalan keluar dengan menggunakan potensi yang ada pada dirinya.
6. Proses konseling menitikberatkan kepada masalah yang jelas, nyata dan dalam kesadaran diri.
Konseling merupakan suatu percakapan wawancara. Tetapi suatu wawancara belum tentu sebuah konseling.

2.2. Tujuan Konseling
1. Memfasilitasi perubahan tingkah laku klien
2. Meningkatkan kemampuan klien untuk menciptakan dan memelihara hubungan
3. Mengembangkan keefektifan dan kemampuan klien untuk memecahkan masalah
4. Meningkatkan kemampuan klien untuk mengambil keputusan
5. Memfasilitasi perkembangan potensi klien.

2.3. Proses Konseling
Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan :
1. Pembinaan dan pemantapan hubungan baik (Rapport); dilakukan sejak awal pertemuan dengan klien dan dijaga selama pertemuan konseling.
2. Mengumpulkan dan penggalian informasi (identifikasi masalah, kebutuhan, perasaan, kekuatan diri, dsb) dan pemberian informasi (sesuai kebutuhan);
Pengumpulan informasi merupakan tugas utama konselor. Pendalaman masalah yang dihadapi klien, latar belakang, situasi dan kondisi klien, perasaan, dan kebutuhan klien, seta pemahaman klien terhadap masalah yang dipahami oleh konselor, akan berdampak bail terhadap informasi yang dibutuhkan oleh klien.
3. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan perencanaan; Sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk mengatasi.
4. Menindak lanjuti pertemuan; Mengakhiri pertemuan konseling, konselor merangkum jalannya dan hasil pembicaraan selama pertemuan selanjutnya atau merujuk klien.

2.4. Faktor-faktor penunjang konseling
Dalam pelaksanaan konseling, perlu diperhatikan faktor-faktor penunjang yang dapat mendukung keberhasilan suatu pelayanan konseling, yaitu :
1. Ruang konseling
Ruangan khusus (pribadi) yang dapat menimbulkan rasa aman dan nyaman kepada klien sehingga dapat mengemukakan perasaan secara bebas

2. Alat KIE (Komunikasi Informasi Edukasi)
Penggunaan alat bantu sangat menolong untuk menjelaskan masalah, sehingga klien akan mendapat gambaran jelas tentang masalahnya.
3. Suasana konseling
Konselor (bidan) harus bisa menciptakan suasana aman untuk berbicara. Ruang pribadi memang mendukung terciptanya suasana aman dalam konseling.
4. Hubungan Rapport
Adalah istilah yang digunakan bila antara konselor dengan klien tercipta hubungan yang dilandasi saling percaya, konselor percaya bahwa klien mampu.
5. Sikap konselor
Sikap konselor akan sangat berpengaruh terhadap hubungan dengan klien.
6. Penampilan konselor
Seorang konselor harus mampu menempatkan dan menampilkan diri sesuai dengan keadaan yang dihadapinya. Penampilan terutama pakaian adalah hal yang secara langsung tertangkap orang lain. Dalam hal ini seorang konselor sebaiknya menampilkan citra bersih dan netral sehingga dapat diterima oleh masyarakat.













BAB III
A N C

3.1. Pengertian
Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan alan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasin yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan. Asuhan Antenatal penting unuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal dan sehat, baik kepada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan.
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care).

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.

3.2. Tujuan dari ANC adalah:
1. Pengawasan kesehatan Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta & komplikasi kehamilan, menetapkan dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap resiko kehamilan (tinggi, meragukan dan rendah)
2. Menyiapkan persalinan à well born baby dan well health mother
3. Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi
4. Mengantarkan pulihnya kesehatan ibu optimal
5. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
6. Menghindari PID (Infertilitas infeksi pascapartus) .

3.3. Perencanaan Jadwal Kunjungan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) : - sampai 28 minggu : 4 minggu sekali - 28 - 36 minggu : 2 minggu sekali - di atas 36 minggu : 1 minggu sekali. Kecuali jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.
1. Kunjungan I (12-24 pekan)
Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik & obstetri, Pemeriksaan lab., Antopo metri, penilaian resiko kehamilan, motivasi hidup sehat ( gizi, latihan, istirahat, hygiene ) ,KIE
2. Kunjungan II ( 28 – 32 pekan )
Anamnesis, USG, Penilaian resiko kehamilan, Nasehat perawatan payudara & Senam hamil), TT I.
3. Kunjungan III ( 34 pekan)
Anamnesis, pemeriksaan ulang lab. TT II
4. Kunjungan IV, V, VII & VIII ( 36-40 pekan)
Anamnesis , perawatan payudara & persiapan persalinan

3.4. Tujuan Kunjungan Pemeriksaan Pertama Antenatal
1. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
2. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
3. Menentukan status kesehatan ibu dan janin
4. Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko kehamilan
5. Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya

3.5. Beberapa Gejala dan Tanda-tanda penting saat kehamilan
A. Gejala Kehamilan Tidak Pasti
1. Amenore (tidak mendapat haid)
2. Nausea (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah).
3. Konstipasi
4. Sering kencing
B. Tanda Kehamilan Tidak Pasti
• Pigmentasi kulit yang dikenal dengan kloasma gravidarum
• Leukore. Secret serviks meningkat karena pengaruh peningkatan hormone progesterone.
• Perubahan pada payudara. Payudara menjadi tegang dan membesar karena pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktuli dan alveoli payudara. Daerah areola menjadi lebih hitam karena deposit pigmen yang berlebihan. Terdapat kolostrum bila kehamilan lebih dari 12 pekan.
• Perubahan abdomen.
• Pembesaran abdomen
• Striae Gravidarum
• Pigmentasi pada linea nigra
• Perubahan organ-organ dalam pelvic/pertumbuhan dan perubahan uterus
• Tanda Hegar’s ( melunaknya segmen bawah uterus pada perabaan)
• Ballotement (lentingan janin dl uterus saat palpasi)
• Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan, uterus berkontraksi bila dirangsang)
• Tanda Piscaseck (uterus membesar ke salah satu jurusan)
C. Tanda Pasti Kehamilan
1 Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta gerak janin
2 Pada auskultasi terdengar bunyi jantun (DJJ). Dengan stetoskop
Laennec DJJ baru terdenngar pada kehamilan 18-20 pekan. Dengan alat Doppler DJJ terdengar pada kehamilan 12 pekan
3 Dengan ultrasonografi (USG) atau scanning dapat dilihat gambaran janin


D. Tes Kehamilan
Tes hCG (hormone Chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan mendeteksi hormone hCG dalam urin. Reaksi kehamilan ini tergantung dari seberapa banyak hCG yang beredar. Kadar terendah yang memberi hasil positif yaitu 0,5 hCg per ml urin. Kadar tertingginya yaitu 500 SI hCG

3.6. Perubahan psikologi yang terjadi pada masa kehamilan
TRIMESTER I
1. Timbul kecemasan dan ketakutan terhadap kehamilan , depresi
2. Mencari tanda2 untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil
3. Memperhatikan dengan seksama setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya
4. Karena perut masih kecil , kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya lepada orang lain / dirahasiakan
Tergantung dari kehamilan tersebut :
o Sesuai rencana / tidak
o Sangat diharapkan / tidak
o Hamil di luar
o Hamil yang tidak di harapkan
TRIMESTER II
1. Ibu sudah menerima kehamilannya
2. Ibu mulai merasakan gerakan janin
o Merasa menjadi ibu
o Antusias terhadap kegiatan yang berfokus pada kehamilan
3. Peningkatan libido seksual
TRIMESTER III
1. Timbul rasa tidak nyaman ( body image ) sehingga timbul rasa malu , sulit tidur , stress meningkat
2. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya sehingga timbul rasa khawatir
3. Merasa sedih berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil
4. Mulai memikirkan / merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan ( kecemasan menghadapi persalinan ).

3.7. Beberapa ketidaknyamanan dalam kehamilan
A. Sakit Kepala
Terjadi pada trimester pertama, kedua, dan ketiga
Tanda-tanda bahaya:
- Bila bertambah berat akan terus berlanjut
- Jika disertai dengan tekanan darah tinggi, dan pneumonia
- Jika ada migraine
- Penglihatan berkunang atau kabur
Cara meringankan / mencegah :
- Biofeedback
- Teknik relaksasi
- Memassase leher dan otot bahu
- Penggunaan kompres panas atau es pada leher
- Istirahat
- Mandi air hangat
B. Keputihan
Terjadi pada trimester pertama, kedua, dan ketiga
Tanda-tanda bahaya:
- Jika sangat banyak atau baunya menyengat atau berwarna kuning / abu-abu (beberapa penyakit kelamin, cervicitis, vaginitis)
- Pengeluaran cairan (selaput ketuban pecah)
- Perdarahan per vagina (abruptio plasentae, placenta previa, lesi pada serviks atau vagina, lendir campur darah (bloody show)
Cara meringankan / mencegah :
- Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
- Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun lebih kuat daya serapnya. Hindari pakaian dalam dan pantyhose yang terbuat dari nylon
Pengobatan :
- Hindari pencucian vagina (douching)
- Gunakan bedak tabur untuk (politer) mengeringkan, tetapi jangan terlalu banyak / berlebihan.
C. Sering buang air kecil
Terjadi pada trimester pertama, dan ketiga
Tanda-tanda bahaya:
- N.B. wanita hamil menghadapi resiko yang lebih besar untuk terjadinya infeksi saluran kemih, (UTI) dan pyelonephritis karena ginjal dan kandung kemih mengalami perubahan
- Dysuria (UTI)
- Oliguria
- Asymptomatic bacteriuria bisa terjadi pada kehamilan
Cara meringankan / mencegah :
- Perbanyak minum pada siang hari
- Jangan kurangi minum di malam hari]
- Bara\\tasi minum bahan diureik seperti kopi, the, cola dengan kafein
- Jelaskan tanda-tanda UTI posisi berbaring miring kekiri dengan kaki ditinggikan pada malam hari untuk meningkatkan diuresis
Pengobatan :
- Tidak memerlukan pengobatan farmakologis
D. Mual/Muntah
Penyebab pasti tidak diketahui, mungkin disebabkan:
- Perubahan hormonal (peningkatan kadar hcG, estrogen/progesterone, gula darah rendah.
- Kelebihan asam gastric/ asam klorida
- Peristaltic lambat (mengakibatkan estrogen dan progesteron meningkat)
- Perubahan dalam metabolisme
- Pembesaran uterus
- Faktor emosional yang labil
- Alergi (sekresi corpus lueum, anigen dari ayah, “keracunan histamin”)
Cara meringankan / mencegah :
- Hindari bau atau faktor penyebab
- Makan porsi kecil tapi sering, bahkan setiap 2 jam
- Makan biscuit kering atau roti bakar setelah bangun pagi
- Makan sesuatu yang manis (permen) atau minuman (jus buah) sebelum tidur malam dan sesudah bangun pagi.
- Duduk tegak setiap kali selesai makan
- Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu merangsang
- Makan makanan kering dan minum di antara waktu makan
- Bangun dari tidur secara perlahan dan hindari mengangkat kaki dan kepala agak ditinggikan
- Hirup udara segar, pastikan cukup udara di dalam rumah.
Tanda-tanda bahaya :
- Pertambahan berat badan (BB) yang tidak memadai
- Kehilangan BB yang signifikan
- Malnutrisi
- Hiperemesis gravidarum (mual muntah yang berlebihan selama kehamilan)
- Dihidrasi
- Ketidakseimbangan elektrolit
E. Fatigue (kelelahan) selama trimester I
- Penyebab tidak diketahui. Mungkin berhubungan dengan penurunan laju metabolisme basal pada awal kehamilan
- Efek dari fatigue yaitu meningkatnya intensitas respon psikologis wanita selama waktu ini.
Cara meringankan / mencegah :
- Yakinkan bahwa hal ini normal terjadi pada awal kehamilan
- Dorong ibu untuk sering beristirahat
- Aktivitas sedang dan nutrisi yang baik dapat mengurangi kelelahan
Terapi :
- Tidak perlu memberikan obat-obatan
- Suplemen vitamin dan zat besi dapat membantu untuk kesehatan
Tanda-tanda bahaya :
- Terdapat gejala anemia (lelah, konjungtiva mata pucat, dll)
- Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan / aktivitas sehari-hari
- Tanda dan gejala depresi
- Tanda dan gejala adanya infeksi atau penyakit kronis
F. Pica (ngidam makanan)
- Mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita mengenai apa yang bisa mengurangi mual dan muntah
- Indra pengecap menjadi tumpul sehingga mencari makanan yang lebih merangsang
- Tidak seharusnya menimbulkan kekhawiran asal cukup bergizi dan makanan yang didiamkan bukan makanan yang tidak baik
G. Sakit punggung bagian atas
Terjadi pada trimester pertama kehamilan
- Penyebab : meningkatnya ukuran dan volume payudara yang merupakan salah satu tanda persuasif kehamilan
- Pembesaran mungkin menghasilkan ketegangan otot jika payudara tidak cukup ditopang
- Cara mengurangi : gunakan bra yang pas dan menopang
H. Diarrhea
- Terjadi pada trimester pertama, kedua, dan ketiga
- Mungkin akibat dari peningkatan hormone
- Efeksamping dari infeksi virus
Cara meringankan / mencegah :
- Cairan pengganti rehidrasi - oral
- Hindari makanan berserat tinggi seperti sereal kasar, sayur-sayuran, buah-buahan, laktosa yang mengandung makanan
- Makan sedikit api sering untuk memastikan kecukupan gizi





BAB IV
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Untuk membantu seorang ibu melalui kehamilan dan persalinan yang sehat, bidan harus : 1. Menbantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi. 2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah atau obstetri 3. Memelihara peningkatan fisik, mental dan sosial ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen immunisasi 4. Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusuai, melalui masa nifas yang normal, serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologi dan sosial.

3.2. Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis kepada pembaca semua agar sudi kiranya memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.










DAFTAR PUSTAKA

Kontjoro, T.,2005. Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan Sebagai Strategi Dalam Peningkatan Mutu Klinis, Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Vol.08/No3. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi/Rustam Mochtar; Editor, Defli Lutan, Ed 2 – Jakarta : EGC, 1998.
______________,ANC, http://ns-nining.blogspot.com/2009/03/ante-natal-care.html (didownloag
http://luluvikar.wordpress.com/2008/10/27/antenatal-care/





















FORMAT KONSELING

Pokok Bahasan : Konseling Antenatal Care
Sasaran : Ibu Hamil
Tempat : BPS
Tanggal Pelaksanaan : 2 Juni 2010
Waktu : 09.00 – 09.45 WIB
Tujuan Konseling :`Klien memahami tentang gangguan kehamilan pada trimester awal
Metode : Counseling Effective
Proses Konseling :
Waktu Tahapan Kegiatan
Konselor Konseli
09.00-09.15 WIB Pembinaan dan pemantapan hubungan baik Salam, menanyakan identitas Menjawab salam, menerangkan identitas
09. 15-09.25 WIB Pengumpulan data dan pemberian informasi - Menanyakan maksud kedatangan - Konseli menjelaskan maksud kedatangan
09. 25-09.40 WIB Perencanaan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah - Konselor menjelaskan tentang gangguan pada kehamilan
- Konselor menjelaskan tentang penyebab gangguan kehamilan pada TM I
- Konselor bertanya pada konseli
- Membantu konseli untuk mencari jalan keluar
- Konselor mengulang kembali penjelasan tentang kehamilan dan tanda-tandanya pada TM I - Konseli mendengarkan

- Konseli mendengarkan


- Konseli menjawab

- Konseli meminta saran jalan keluar

- Konseli mendengar, merespon dan bertanya apabila ada yang tidak jelas
09. 40-selesai Rencana tindak lanjut Konselor menyimpulkan pada konseli tentang gangguan kehamilan yang mungkin akan terjadi pada konseli
Menjawab salam Mendengar





Salam
DIALOG
KONSELING TENTANG GANGGUAN PADA KEHAMILAN

Di suatu pagi yang cerah, terlihat dari kejauhan sebuah klinik yang kecil, bersih dan tampak nyaman. Klinik ini ternyata milik seorang bidan yang sangat di kenal dengan keramahannya oleh masyarakat setempat. Tiba-tiba tepat pada pukul 09:00 WIB datang seorang perempuan muda datang pada bidan itu.
Px : (mengetuk pintu perlahan) Permisi …. Assalamu’alaikum Wr. Wb.
AB : Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Silahkan masuk mbak …. silahkan masuk
Px : Iya terima kasih bu ……
O .. ya bu maaf sebelumnya, apakah ibu bidan di klinik ini?
AB : Oww … bukan mbak, perkenalkan saya Della, saya asisten bidan di klinik ini. Hmm kebetulan bidannya masih ada 1 pasien, jadi mbak bisa menunggu sebentar.
Px : Oww … begitu ya bu, baiklah saya akan menunggu sebentar.
AB : Baik mbak … sambil menunggu bu bidan selesai, mbak bisa menceritakan tentang identitas mbak?
Px : Oww… baiklah bu, perkenalkan nama saya Ana, alamat saya dekat-dekat sini saja bu, Pelem. Saya seorang ibu rumah tangga, umur saya 24 tahun, suami saya kerja di pabrik.
AB : Baiklah …, saya akan mencatatnya dan nanti akan saya serahkan pada bidannya.
(Beberapa menit kemudian pasien keluar dari ruangan bidan)
Px : (Asisten bidan masuk ke ruang bidan)
Bu.. di luar masih ada 1 pasien lagi, mungkin bisa langsung diminta masuk bu?
B : Hmm… bisa mbak. Langsung suruh masuk saja
AB : Baik bu, permisi, saya panggil dulu …
Mbak … silahkan masuk, bu Bidan sudah menunggu di dalam
Px : Terima kasih bu ….
AB : Ya … sama-sama
Px : (mengetuk pintu ruang periksa) Assalaamu’alaikum …
B : Wa’alaikumsalam ….. mari selahkan masuk mbak, silahkan duduk
Px : terima kasih bu ….
B : Wach …. Pasti sudah lama menunggunya ya mbak? Maaf tadi masih memeriksa pasien, jadi agak lama
Px : hmm… tidak apa-apa bu.
B : hmm… baiklah, mungkin mbak juga sudah sedikit agak lelah karena sudah menunggu lama, baik langsung saja mbak. Mungkin lebih dulu perkenalkan, nama saya Yani, saya bidan di sini, saya akan mencoba membantu menyelesaikan masalah yang mbak alami, mbak bisa memanggil saya bu Yani
Px : Iya bu …
B : O ya … sebelumnya apakah saya berbicara dengan mbak Ana yang beralamatkan di desa Pelem?
Px : Ow .. benar sekali bu
B : Hmm.. ada yang bisa ibu bantu mbak Ana?
Px : Begini bu… 2 tahun yang lalu saya menikah, terus sekarang saya sedang hamil 3 bulan, dan ini kehamilan anak pertama saya bu. Saya sangat bersyukur sekali, tapi sebenarnya saya takut terjadi apa-apa dengan kehamilan saya ini. Saya ingin bertanya pada ibu tenang gangguan-gangguan yang mungkin akan saya alami selama awal kehamilan, san mungkin ibu bisa sedikit penjelasan tentang sekilas gangguan-gangguan yang terjadi tersebut pada saya bu?
B : Ow.. mbak Ana ini ternyata baru pertama kali hamil. Kemudian ingin bertanya tentang gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada wanita hamil pada umumnya?
Px : Iya bu Yani…
Saya takut sekali, karena saya belum mempunyai pengalaman tentang ini.
B : Apakah mbak Ana sekarang tinggal bersama Ibu / orang tua mungkin?
Px : tidak bu …saya tinggal dengan suami saya saja
B : Ow… baiklah mbak Ana … ibu akan menjelaskan sekitar tentang gangguan-gangguan pada awal kehamilan. Seperti yang mbak Ana tanyakan lagi. Mungkin mbak Ana bisa menceritakan sedikit gangguan yang sudah mbak Ana alami sampai sat ini?
Px : Iya bu…. Perut saya ini sering mual-mual. Dan rasanya ingin muntah. Kemudian badan saya terasa lelah sekali, terus saya itu makannya selalu minta yang aneh-aneh pada suami saya. Mungkin itu yang sudah saya alami sampai saat ini bu. Apakah itu berbahaya bagi janin saya bu?
B : Begini ya mbak Ana. Setelah mendengar beberapa keluhan mbak Ana di atas, itu merupakan hal yang sudah biasa dialami ibu hamil,jadi mbak Ana tidak perlu khawatir, karena hal itu adalah normal, mungkin akan membuat diri mbak Ana tidak nyaman, dan terganggu namun mbak Ana bisa mengurangi / meringankan menurut gejala masing-masing. Misalnya: mbak Ana mengalami mula muntah, nah gejala mual muntah sendiri terjadi akibat perubahan hormonal yang tidak stabil di tubuh mbak. Kemudian terjadinya perkembangan rahim, faktor emosional yang labil. Nah untuk cara meringankannya mbak Ana bisa makan porsi kecil tapi sering, kemudian bisa dengan makan biscuit kering/ roti bakan sebelum bangun pagi, duduk tegak setiap kali selesai makan, istirahat sesuai dengan kebutuhan. Mungkin kalau badan mbak terasa lelah itu disebabkan penurunan laju metabolisme basal pada awal kehamilan, cara meringankannya mbak bisa dari pola hidupnya. Bisa dari aktivitas dan nutrisinya lebih diperhatikan lagi. Jadi semua itu sangat berpengaruh pada perkembangan janin mbak, dan tidak akan berbahaya apabila apabila mbak dapat mengatur pola hidup mbak dengan baik.
Selain hal diatas, mbak juga akan mengalami yang namanya Nocturia (sering BAK) mbak akan mengalaminya dalam TM I dan III, pada TM I disebabkan oleh bertambah besarnya rahim / kandungan, yang mana kandungan akan menekan kandung kencing, sehingga mbak selalu ingin BAK, sedang pada TM II disebabkan oleh turunnya kepala janin sehingga menekan kandung kemih sehingga menyebabkan sering BAK. Mungkin itu tadi beberapa gangguan pada awal kehamilan mbak, apakah dari penjelasan saya, ada yang kurang dimengerti mbak?
Px : Oww. Ya bu… untuk meringankan sering BAK sendiri bagaimana bu?
B : begini… mbak bisa memperbanyak minum di siang hari, kemudian batasi minum minuman yang mengandung bahan yang merangsang BAK (diuretic alamiah) seperti kopi, the, cola dan yang mengandung kafein. Bagaimana …. Apa masih ada yang belum dimengerti?
Px : Sudah bu… saya sudah sangat jelas atas penjelasan ibu ….
B : Baiklah… untuk memastikan, coba mbak mengulang kembali secara singkat apa saja yang telah saya jelaskan tadi….!
Px : Iya bu … tadi ibu menjelaskan gangguan – gangguan pada kehamilan, seperti mual-muntah, badan terasa lelah, kemudian ada Sering kencing atau BAK pada awal dan akhir kehamilan, begitu ya bu ….
B : Iya … benar sekali mbak …….. baiklah mbak… jika semua penjelasan yang saya sampaikan sudah jelas, saya akan memberikan sebuah buku KIA, buku ini bertujuan untuk mencatat perkembangan kesehatan mbak dan calon bayi di kandungan mbak. Mbak Ana nanti bisa membacanya di rumah, dan harap selalu dibawa setiap mbak periksa.
Px : Owww... begitu ya bu…
Terima kasih … saya akan membacanya dan saya pastikan akan selalu membawanya setiap periksa..
Baiklah bu.. dengan semua penjelasan ibu, hati saya sudah lega…kalau begitu saya mohon permisi pulang bu… terima kasih atas semua penjelasannya …
B : Iya … sama-sama mbak Ana… saya pasti akan selalu membantu mbak, sesuai dengan kewenangan saya. Bila nanti ada hal-hal yang perlu ditanyakan lagi, pintu klinik saya selalu terbuka untuk siapa saja, termasuk mbak ….
Serta jangan lupa memeriksakan kandungan mbak satu bulan lagi atau kapan-pun setiap ada keluhan….
Px : Iya … sekali lagi terima kasih banyak bu…
Saya permisi pulang …. Assalamu’alaikum
B : Ya … silahkan …
Wa’alaikumsalam
(Px keluar dari ruang periksa)
AB : Sudah mbak Ana …?
Px : Sudah bu … permisi …Assalamu’alaikum ….
AB : Ya … mari.. Wa’alaikumsalam …..


SUMBER : http://www.arvienfarrel.blogspot.com